ROUTING INFORMATION PROTOCOL
PENDAHULUAN
Hallo kali ini kita akan membahas tentang RIP, atau Routing Information Protocol.
Kamu pasti pernah mendengar istilah "rute" dalam konteks jaringan, RIP adalah salah satu protokol yang membantu menentukan jalur terbaik untuk mengirimkan data di dalam jaringan.
Bayangkan RIP sebagai peta yang sederhana yang membantu data menemukan jalan tercepat di dalam jaringan kecil hingga menengah.
Protokol ini menggunakan metode yang cukup mudah: ia menghitung "hop" atau lompatan, yaitu jumlah router yang harus dilalui data untuk sampai ke tujuan. Jadi, semakin sedikit hop, semakin cepat data sampai.
ISI
Routing Information Protocol (RIP) adalah salah satu protokol routing yang paling sederhana dan paling awal digunakan dalam jaringan.
Kami bagi menjadi beberapa poin :
1. Deskripsi Umum
- RIP adalah protokol routing berbasis distance-vector yang digunakan untuk mengatur rute dalam jaringan IP.
- Menggunakan algoritma Bellman-Ford untuk menentukan rute terpendek ke tujuan.
2. Karakteristik Utama
- Kelas: RIP termasuk dalam kategori Interior Gateway Protocol (IGP), yang berarti digunakan untuk routing di dalam satu sistem otonom.
- Metrik: Menggunakan hop count sebagai metrik, di mana setiap rute dihitung berdasarkan jumlah router (hop) yang harus dilalui. Maksimum hop count yang diizinkan adalah 15, sehingga jaringan dengan lebih dari 15 hop dianggap tidak terjangkau.
3. Tipe
- RIP Version 1: Versi asli yang tidak mendukung subnetting dan hanya menggunakan broadcast untuk mengirim update.
- RIP Version 2: Memperkenalkan fitur tambahan seperti mendukung subnetting, multicast update, dan autentikasi.
4. Update
- RIP mengirimkan update routing secara berkala (setiap 30 detik) kepada semua router tetangga.
5. Packet
- Paket RIP terdiri dari beberapa komponen:
- Request Packet: Meminta informasi routing dari router lain.
- Response Packet: Mengirimkan informasi routing kepada router yang meminta.
- Paket dikirim menggunakan UDP pada port 520.
6. Kelebihan
- Sederhana: Mudah untuk dikonfigurasi dan dikelola, cocok untuk jaringan kecil.
- Rendah Biaya: Tidak memerlukan sumber daya yang tinggi, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak.
7. Kekurangan
- Skalabilitas: Tidak ideal untuk jaringan yang sangat besar karena batas hop count yang rendah.
- Kecepatan Konvergensi: Waktu konvergensi yang lebih lambat dibandingkan dengan protokol routing lainnya.
- Loop Routing: Rentan terhadap loop routing, meskipun terdapat mekanisme seperti split horizon dan poison reverse untuk menguranginya.
8. Penggunaan
- RIP sering digunakan di jaringan kecil hingga menengah, terutama ketika kemudahan konfigurasi lebih diutamakan daripada performa.